Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makluk individu berarti manusia sebagai makhluk cipataan Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani , yang keduanya merupakan satu kesatuan yang serasi yang disebut pribadi manusia. Dalam usahanya mempertahankan hidup, manusia memerlukan berbagai macam kebutuhan yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder. Kebutuhan yang bersifat primer merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya seperti makanan, pakaian, perumahan dan kesehatan. Sedangkan kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang berfungsi melengkapi atau memperbaiki kelangsungan hidup manusia seperti : kendaraan, TV, HP dan sebagainya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhannya, terlihat kelebihan dan kekurangan antar individu. Baik kebutuhan, kemampuan maupun cara yang dilakukan. Sehigga manusia sebagai makhluk individu yang satu berbeda dari yang lain, karena perbedaan inilah maka individu-individu saling membutuhkan.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut Aristotles (384-322 M) manusia adalah zoon politicon artinya makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup, berkembang dan meninggal di dalam masyarakat.
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa diciptakan sebagai makhluk sosial. Manusia dikodratkan untuk bermasyarakat, tidak mungkin hidup menyendiri leopas dari kehidupan sosal, ia adalah makhluk yang paling mulia karena diberikan akal budi. Dengan akal budinya ia dapat mempertimbangkan dan menilai setiap perbuatannya.
Didalam masyarakat masing-masing makhluk pribadi saling tergantung satu sama lain, masing masing salaing membantu dan membutuhkan. Disinilah akan terjadi hubungan timbal balik antara sesama manusia dalam masyarakat. Dari hubungan timbal balik antara warga yang satu dengan yang lain akan mewujudkan kesatuan kerukunan masyarakat. Dengan persatuan dan kesatuan serta kerjasama yang baik, maka dapat menciptakan kerukunan hidup masyarakat yang sejahtera, agar kerjsama antara sesama manusia dapat berjalan lancar, aman dan optimal manusia membutuhkan ketertiban.
Agara ketertiban dalam masyarakat dapat diwujudkan, maka manusia memerlukan peraturan tata pergaulan dalam hidupnya sehingga mereka dapat hidup dalam suasana tentram, damai dan sejahtera. Untuk memenuhi kebutuhan fisiknya manusia membentuk kelompok-kelompok seperti perkumpulan sosial, organisasi, keagamaan, perdagangan dan perkumpulan-perkumpulan lainnya.
0 comments:
Post a Comment